Perbedaan Sinta dan Scopus

Dalam dunia publikasi ilmiah, nama SINTA dan Scopus tentu sudah tidak asing lagi. Keduanya sering menjadi tolok ukur dalam menilai kualitas dan dampak suatu penelitian. Namun, apa sebenarnya perbedaan utama antara SINTA dan Scopus? Mana yang lebih sesuai untuk kebutuhan publikasi Anda?

Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan SINTA dan Scopus, mulai dari cakupan database, tingkat pengakuan, hingga manfaat bagi peneliti. Yuk, simak lebih lanjut dan temukan mana yang paling cocok untuk mendukung karier akademik Anda! ๐Ÿš€

Pengertian Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

Sebelum memahami perbedaan antara jurnal SINTA dan jurnal Scopus, penting untuk mengetahui definisi masing-masing. Dalam dunia akademik, jurnal ilmiah menjadi sumber utama bagi para peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka. Dua database yang sering digunakan sebagai rujukan dalam publikasi ilmiah adalah SINTA dan Scopus.

Jurnal SINTA

SINTA (Science and Technology Index) adalah sistem indeksasi jurnal nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Indonesia. Jurnal yang terdaftar di SINTA harus melalui proses akreditasi oleh ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional). Tujuan utama SINTA adalah untuk menilai dan mengukur kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi serta tingkat sitasi yang diperoleh. Jurnal ilmiah yang masuk dalam database SINTA harus terlebih dahulu mendapatkan akreditasi dari ARJUNA. SINTA sendiri merupakan sistem yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan jumlah sitasi.

Jurnal Scopus

Scopus adalah database jurnal internasional yang dikelola oleh Elsevier, salah satu penerbit akademik terbesar di dunia. Jurnal yang terindeks di Scopus telah memenuhi standar global dan memiliki reputasi tinggi dalam dunia penelitian. Scopus mencakup lebih dari 22.000 jurnal ilmiah dari berbagai bidang keilmuan dan digunakan sebagai salah satu tolok ukur utama dalam menilai kualitas publikasi ilmiah di tingkat internasional.

Perbedaan utama antara SINTA dan Scopus terletak pada cakupan dan skala pengakuannya. SINTA berfokus pada jurnal nasional, sedangkan Scopus mencakup jurnal internasional bereputasi.Di sisi lain, Scopus adalah database yang mencakup jurnal-jurnal internasional bereputasi yang telah memenuhi standar global. Jika SINTA berfungsi sebagai pusat data jurnal nasional, maka Scopus merupakan referensi internasional yang menilai kualitas jurnal berdasarkan berbagai indikator, termasuk kinerja peneliti.

Perbedaan SINTA dan Scopus

Salah satu perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada cakupan dan reputasi. SINTA merupakan database jurnal nasional yang telah terakreditasi ARJUNA, sementara Scopus adalah database jurnal internasional yang dikenal secara global. Reputasi jurnal yang terindeks di Scopus dinilai dari berbagai aspek, seperti kualitas penulis, afiliasi institusi, serta faktor dampak lainnya.

Apa Perbedaannya?ย 

AspekSINTAScopus
CakupanJurnal nasional (Indonesia)Jurnal internasional
PengelolaKemenristekdikti (Indonesia)Elsevier (Belanda)
Standar AkreditasiHarus terakreditasi ARJUNAHarus memenuhi standar global
Kualitas JurnalBeragam, tergantung akreditasi SINTA (S1โ€“S6)Sangat ketat, hanya jurnal bereputasi tinggi
BahasaUmumnya bahasa IndonesiaMayoritas berbahasa Inggris
Jumlah JurnalRibuan jurnal nasionalLebih dari 22.000 jurnal internasional
TujuanMenilai dan meningkatkan kualitas jurnal nasionalIndeksasi jurnal ilmiah global dengan standar internasional

1. Cakupan Jurnal

Perbedaan antara jurnal SINTA dan Scopus juga dapat dilihat dari cakupannya. Jurnal SINTA umumnya berisi konten yang berfokus pada penelitian tingkat lokal atau nasional. Sementara itu, jurnal Scopus memiliki cakupan yang lebih luas, mencakup berbagai penelitian dari seluruh dunia.

Jurnal yang belum terakreditasi tidak dapat masuk ke dalam database SINTA, sehingga diperlukan upaya lebih agar suatu jurnal dapat terindeks dan memperoleh akreditasi.

Sementara itu, jurnal yang ingin masuk ke dalam Scopus harus memenuhi berbagai standar ketat untuk memastikan kualitasnya. Hanya jurnal yang telah memenuhi kriteria tertentu yang dapat terindeks dalam Scopus, menjadikannya sebagai database jurnal bereputasi di tingkat internasional.

2. Pengelola

  • SINTA: Dikelola oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Indonesia, bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan kualitas jurnal nasional.
  • Scopus: Dikelola oleh Elsevier, perusahaan penerbit akademik global yang berbasis di Belanda dan memiliki reputasi tinggi dalam publikasi ilmiah internasional.

3. Standar Akreditasi

  • SINTA: Jurnal yang ingin masuk ke dalam SINTA harus melalui proses akreditasi oleh ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) dan diklasifikasikan ke dalam enam peringkat, dari S1 (tertinggi) hingga S6 (terendah).
  • Scopus: Jurnal yang masuk ke dalam Scopus harus memenuhi berbagai standar internasional yang ketat, termasuk kualitas editorial, tingkat sitasi, dan reputasi penulis serta institusi yang berkontribusi.

4. Kualitas Jurnal

  • SINTA: Kualitas jurnal dalam SINTA bervariasi, tergantung pada peringkat akreditasi yang diperolehnya (S1-S6). Peringkat lebih tinggi menunjukkan kualitas yang lebih baik, namun tetap dalam lingkup nasional.
  • Scopus: Hanya jurnal dengan kualitas tinggi yang bisa masuk ke dalam Scopus. Jurnal yang telah terindeks di Scopus biasanya memiliki standar editorial yang lebih ketat, sistem peer-review yang kuat, serta dampak yang lebih luas dalam dunia akademik.

5. Bahasa

  • SINTA: Sebagian besar jurnal dalam SINTA menggunakan bahasa Indonesia, meskipun beberapa juga menggunakan bahasa Inggris.
  • Scopus: Sebagian besar jurnal dalam Scopus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, karena ditujukan untuk komunitas ilmiah global.

Layanan Publikasi Jurnal Sinta dan Scopus Garansi 100% Terbit

Call For Paper

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts